Oke Lanjut yang kemarin ya.
Pertandingan 3on3 di SMA Trimurti mungkin jadi pertandingan resmi terakhir kami bersama Mas Rahman. nggak lama setelah itu, kami memasuki jenjang pendidikan berikutnya, bukan SMA, tapi sudah waktunya untuk kami menjadi kakak tertua di smp 30. ya, bilang aja kelas 9.
Kami mulai mencari calon-calon penerus Abas 30, keliling kelas lagi, pastinya. banyak banyget yang ikut basket, sampai kami ngelatihnya agak kerepotan. Kami ngelatih sendiri, sebelum hari sabtunya dilatih oleh mas rahman. Hari terakhir kami sama mas Rahman, yaitu waktu nyeleksi anak kelas 7 yang waktu itu jumlahnya sampai 124 seingetku.
Proses Seleksi |
Kondisi di perparah dengan pulang kampung nya mas rahman karena istrinya yang hamil. kami kehilangan pelatih lagi, sempet berbagai pelatih nyoba ngurus 30, tapi ya tetep senior yang lebih banyak berperan. disinilah peran kami sebagai kakak kelas dipertaruhkan. Termotivasi dari bagaimana cara pelatih memotivasi muridnya, aku melakukan hal yang sama.
- Biasakan bersalaman dengan pelatih saat baru saja datang atau akan pulang.
- Jika datang terlambat, minta maaf kepada pelatih atau senior, jangan langsung taruh tas dan ikut pemanasan.
Latihan demi latihan terus kami jalani. hingga suatu saat Junior ini nanyain posisi-posisi tentang basket, waktu latihan basket udah selesai. tentu aja sebagai senior yang baik, aku ngasih tau apa aja yang aku ngerti , mulai dari apa itu guard, apa itu forward, apa itu centre, apa itu double, travel, dan peraturan dasar lainnya, dan emang ngga sia-sia kan.
Pernah suatu hari kami latihan, pagi-pagi sampai siang. ternyata siangnya mendung dan hujan. satu kesempatan lagi untuk pendekatan dengan adik kelas. kalau kamu nggak takut sakit, hujan hujan aja sambil main basket. ajak adik kelasnya juga dong. tapi kalau di marahin orang tuanya tanggung sendiri deh.
Sebagai Junior, harusnya juga aktif untuk tanya ke kakak kelas. begitu juga Senior nya, yang care. contoh aja nih, ada junior yang kesulitan lay up. Tawarin itu, ajar privat. ngajarin nya woles aja yang penting junior nya ngerti dan ngelakuin stepnya dengan benar. dengan begitu, kedekatan bisa aja jadi semakin deket.
Alternatif lain juga ada, yaitu coba waktu selesai latihan, adik kelasnya diajak makan bareng gitu, kan ada Djamboel hahaha. oke oke balik ke cerita deh.
Masa ini adalah masa yang cukup sulit untuk kami. kami sebagai kakak kelas 9, harus ngadain Latihan dua kali dalam seminggu. walaupun udah di tangani oleh guru olahraga, tapi tetep aja kami harus turun tangan. Junior diharuskan dateng jam setengah 6 pada hari kamis. Kami, kakak kelas, ngelatih mereka sampai bel masuk berbunyi. pastilah jam pelajaran kami terpotong untuk ganti baju dll. padahal kami udah kelas 9.
Solusi yang dipake adalah kita ngelatih tetep pake baju Batik. jadi begitu bel, latihan selesai dan kami masuk ke kelas masing-masing. dengan keringetan tentunya. tentu saja ini cukup ngganggu kami. keadaan berjalan seperti itu terus hingga ada nya pelatih yang awet lagi seperti kak Fuad.
BERSYUKURLAH.
0 comments:
Posting Komentar